The Last Man on Earth adalah serial komedi paling anyar di FOX. Digarap oleh duo ‘Lego Movie’ Phil Lord dan Christopher Miller. Dua nama tersebut, plus buzz media yang rame beberapa hari belakangan (setelah debut), bikin aku penasaran. Apalagi dengan temanya yang dystopia dan (agak) fiksi ilmiah membuat aku nggak mikir dua kali untuk mencicipi dua episode yang baru tayang.
Kisahnya tentang Phil Miller (namanya mash-up dari kreatornya) yang diperankan Will Forte. Dia jadi satu-satunya orang (laki-laki) yang tertinggal di muka Bumi (Amerika Serikat sih) setelah bencana virus! Di episode pertama, Will keliling AS untuk nyari orang yang masih hidup. Dari ujung ke ujung dari kota ke kota.
Kesendirian Will pun bikin dia leluasa dengan banyak hal. Meski nggak nemu seorang pun, Will dapet banyak ‘oleh-oleh’ dari lukisan Rembrandt dan Francis Bacon, karpet dari Gedung Putih, spacesuit punya NASA, memorabilia pemain bisbol terkenal, topeng stromtooper, sampai piala oscar entah punya siapa. Bahaha… dan masih banyak lainnya.
Dia balik lagi ke Tucson, Arizona. Pindah dari flatnya yang sempit ke sebuah rumah gede. Dia ngambil makanan gratis di supermarket. Mandi pakai bir, sikat gigi pake bir, guyur pipis pakai bir. Haha. Asik deh. Tapi… beneran asik?
Ada sebuah adegan di awal, ketika Will ngobrol sama Tuhan perihal hidupnya yang kelihatan menyenangkan itu. Dia bilang dia nggak butuh manusia lain. Lima bulan kemudian, kesenangannya itu berubah jadi… neraka. Rumah gedenya penuh kaleng dan botok. Dia ngelap mulut pake kertas isi deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat. Ngejadiin kolam renang sebagai tempat buang air (karena nggak ada air ngalir lagi). Dan dia mulai frustasi karena nggak punya teman. Dia mulai ngomong sama bola-bola (di awal dia ngolok-olok Tom Hanks dan Wilson di Castaway). Haha. Lucu sih, tapi bikin depresi.
Sampai suatu hari dia berniat bunuh diri dan lihat… asap di kejauhan. Dan Will ketemu dengan Carol, the last woman on earth….
Tapi jangan senang dulu… karena aku pun yang perempuan bakal frustasi ngadepin Carol yang taat banget sama peraturan. Sungguh. Sungguh.
Secara keseluruhan, komedi ini lucu sih. Sebenernya nyeritain sesuatu yang depresi banget tapi dikemas dengan lucu dan apa adanya. Chemistry Carol dan Will pun dapet banget. Mereka lucu-lucu bikin frustasi gitu. Haha.
Kalau tentang post-apocalyptic-nya sendiri belum jelas banget sih. Cuma dilihatin kota-kota yang kosong melompong. Kayaknya sih belum lama hilangnya seluruh manusia dari muka bumi itu. Soalnya kondisi ini itunya masih bagus. Dan… nggak ada mayat! Wuss hilang begitu aja. Akan tetapi, itu nggak terlalu bikin bertanya-tanya sih buat aku. Karena karakter Will sendiri udah menarik perhatian.