Sinopsis Film Bone Tomahawk | Kesadisan Suku Kanibal 100 % bakal ngilu lihatnya


Bone Tomahawk merupakan suatu film horor adventure yang dicampur dengan tema western/ koboy serta tema kanibal. Mengombinasikan 2 template dari 2 genre yang berbeda membuat film ini jadi sangat menarik! Film ini ialah film perdana dari seseorang sineas pendatang baru bernama S. Craig Zahler. Buat suatu film perdana, film ini sangat impresif. Diperankan oleh seseorang aktor yang telah tidak asing lagi di dunia perfilman action serta western: Kurt Russel.


Sesuatu malam, suatu kota kecil bernama Bright Hope diserbu secara diam- diam oleh kelompok misterius. Mereka mencuri sebagian kuda, dan menculik seseorang dokter wanita bernama Samantha, seseorang deputi serta seseorang tahanan dari kantor sherif.

Tetapi sebab serbuan tersebut sangat senyap, baru keesokan harinya lah masyarakat Bright Hope menyadari menimpa hilangnya sebagian kuda serta 3 masyarakat mereka. Salah satunya petunjuk merupakan suatu anak panah dengan mata yang dibuat dari tulang, menancap di tiang kantor sherif.

Si sherif yang bernama Hunt langsung memanggil sebagian penduduk di kota Bright Hope buat lekas melaksanakan rapat buat mangulas apa yang wajib mereka jalani. Salah satu masyarakat yang muncul disana merupakan seseorang profesor yang pula ialah generasi indian. Sherif Hunt juga bertanya kepada profesor apakah dia mengidentifikasi dari suku mana anak panah tersebut berasal.

Tetapi nyatanya bagi profesor, suku tersebut bukanlah mempunyai nama. Dia apalagi ragu buat menyebut kelompok misterius tersebut bagaikan bagian dari suku indian. Kelompok tersebut tidak mempunyai bahasa, serta sikap mereka sangat ganas.

Si profesor melaporkan kelompok tersebut merupakan suatu ras manusia gua pra- sejarah ataupun troglodyte, yang kebetulan mempunyai kecenderungan kanibalistik serta memanglah sangat brutal. Bukan suku indian pada biasanya, melainkan manusia gua yang buas serta bisa jadi sekali sekalian hibrida monster.

Sherif Hunt juga kesimpulannya memutuskan buat melaksanakan misi penyelamatan. Tetapi si profesor agak ragu kalau rencana tersebut hendak sukses, paling utama sebab kelompok kanibal itu sangat kokoh, jahat, serta buas. Mereka pula populer lumayan susah dilacak keberadaannya.

Sehabis didesak oleh sherif Hunt, kesimpulannya si profesor mengakui terdapatnya ditaksir menimpa dimana posisi tempat kelompok kanibal tersebut tinggal, ialah di dalam suatu goa di suatu lembah yg bernama The Valley of the Starving Man.
Dibentuklah tim kecil penyelamatan yang cuma beranggotakan 4 orang saja dengan sherif Hunt bagaikan pemimpinnya.

Tidak banyak orang yang berani di kota yang sangat kecil tersebut. Arthur, seseorang koboy( penggembala ternak) yang ialah suami dari Samantha( dokter yang jadi korban penculikan) memaksakan diri buat turut meski kakinya lagi cidera parah akibat jatuh dikala lagi memperbaiki dari atap rumahnya. Tidak hanya Arthur serta Hunt, seseorang perlente yang sangat lihai menembak dengan pistol bernama Brooder, serta seseorang kakek tua yang ialah wakil deputi bernama Chicory pula bergabung dalam regu penyelamatan.

Keempat tokoh ini
mempunyai kepribadian yang berbeda- beda serta dibentuk dengan lumayan apik di sejauh film ini. Sherif Hunt merupakan kepribadian yang sangat tegas serta karismatik, seseorang sherif yang penuh tanggung jawab serta wujud pelindung untuk kota kecilnya. Sang kakek tua Chicory kayaknya merupakan orang yang menemukan posisi bagaikan wakil deputi cuma sebab sherif merasa iba kepadanya. Tetapi dia mempunyai semangat kerja serta determinasi yang sangat besar, serta mampu melaksanakan tugas dengan sepenuh hati.

Brooder merupakan seseorang rasis yang sangat membenci indian, kepribadian yang lumayan bengis serta brengsek. Dia sangat terobsesi buat menewaskan sebanyak bisa jadi indian dalam hidupnya, serta kebetulan Brooder memanglah orang yang sangat lihai menembak. Dia merasa tidak terdapat yang sepintar serta semenarik ia di kota Bright Hope. Serta anggota terakhir merupakan Arthur, yang mempunyai kepribadian tipikal suami sempurna, sangat menyayangi istrinya serta rela melaksanakan apapun demi menyelamatkannya dari tangan kelompok kanibal misterius yang sangat brutal di barat.

Jarak mengarah The Valley of the Starving Man bukanlah dekat. Mereka wajib menempuh ekspedisi sepanjang 3 hari melewati padang pasir serta bukit- bukit bebatuan memakai kuda dengan kecepatan semaksimal bisa jadi, dengan harapan ketiga penduduk kota yang ditawan masih hidup dikala mereka datang disitu.

Tetapi mereka mengalami sebagian permasalahan di sejauh perjalan yang susah tersebut. Mulai dari konflik di antara mereka sendiri, ancaman para pencuri kuda yang berkeliaran dikala mereka istirahat di malam hari, sampai keadaan kaki Arthur yang terus menjadi parah. Ekspedisi mereka juga tidak terasa bertele- tele untuk pemirsa.

Serta pada dikala mereka datang di tujuan, pemirsa juga kesimpulannya diperlihatkan langsung tentang betapa kejam serta gesitnya troglodyte kanibal yang tinggal disitu. Memanglah kelompok troglodyte tersebut cumalah kelompok kecil, diperkirakan cuma beranggotakan 12 pria berusia serta 2 wanita berbadan dua( yang sesungguhnya merupakan korban kebrutalan kelompok ini pula), tetapi wajib aku akui jika mereka memanglah sangat brutal.

Tidak cuma itu, serbuan mereka sangat akurat, serta mereka pintar mengendap- ngendap.
Film Bone Tomahawk tidaklah film eksploitasi kanibal semacam Cannibal Holocaust( 1980), Cannibal Ferox( 1981) ataupun pula Green Inferno( 2013), jadi kamu tidak hendak disuguhi adegan- adegan berdurasi panjang yang dipadati proses- proses amputasi ataupun penyembelihan manusia yang lain dengan sangat perinci.

Tetapi untuk kamu yang tidak kokoh dengan adegan kekerasan serta darah, bisa jadi hendak sedikit menutup mata dalam sebagian bagian di film ini sebab film ini mempunyai sebagian adegan yang sangat sadis. Apalagi film ini dibuka langsung dengan suatu adegan penggorokan.

Aku tidak hendak menggambarkan kesemua adegannya disini, tetapi aku lumayan terperanjat dengan kesadisan yang terdapat di dalam film ini. Paling utama dikala kita diperlihatkan gimana metode kelompok troglodyte kanibal ini mengeksekusi tawanannya. Aku mengapresiasi metode si sutradara menggambarkan adegan sadis, tidak diperlihatkan secara perinci, tetapi terasa ngilu serta menyakitkannya.

Judul film ini diambil dari nama senjata yang digunakan oleh kelompok troglodyte dalam film ini, yang memanglah dibuat dari tulang belulang yang diasah jadi tajam. Buat yang belum tahu, tomahawk merupakan kampak tradisional kepunyaan suku indian.

Aku individu tidaklah pemirsa setia film- film berjudul western, tetapi aku sangat menikmati Bone Tomahawk, paling utama sebab plotnya yang tidak bertele- tele serta cast yang sangat sempurna.

Semacam biasanya film kanibal, sepintas kelompok kanibal dalam Bone Tomahawk ditafsirkan bagaikan sekelompok manusia“ primitif” yang tinggal jauh dari peradaban modern. Untuk sebagian orang, perihal tersebut dapat dibilang bagaikan suatu stigma rasialis, yang menyangka suku pedalaman merupakan manusia- manusia barbar serta terbelakang.

Tetapi, Bone Tomahawk bawa pendekatan yang berbeda, yang dapat dibilang menanggalkan stigma tersebut, sebab kelompok kanibal dalam film ini tampaknya bukan seutuhnya manusia.

Mereka bagaikan hibrida antara manusia dengan monster, ataupun bisa jadi pula mutan semacam yang dapat kita temui dalam film- film post- apocalypse semacam The Hills Have Eyes
( 1977), tetapi dengan tema western. Sangat jelas penegasan dalam film ini kalau kelompok cro- magnon ini tidaklah suku indian. Kelompok ini apalagi berbicara dengan sesamanya cuma melalui lolongan yang sangat mengerikan serta lebih terdengar semacam lolongan monster. Bisa jadi mereka memanglah bukan manusia. 

Admin

Life is simple

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama